Penantian itu suatu penyiksaan. Aku setuju untuk butir ungkapan itu.
Perit dan sangat memenatkan. Saat menanti adalah saat paling ideal untuk menguji tahap kesabaran atau mungkin saat paling sesuai untuk melihat rona wajah bertukar merah padam (hijau adalah kemungkinan, biru adalah kebarangkalian). Iman yang senipis kulit bawang, sabar yang tidak mungkin seteguh kulit kerang akan menjadi saksi betapa gelojak yang melanda jiwa itu mampu menukarkan sepoi-sepoi angin kepada badai taufan. Juga menjadi saksi betapa lembut dan santunnya si polan berubah karekter,mungkin hangin satu badan. Siapa tahu? Dari juih bibirnya, nampak jelas caci-maki disulam walau mungkin anyamannya tidak memukau mata-mata yang memandang, tapi cukup untuk membuat sesiapa yang melempiaskan pandangan jadi mangsa keadaan. Sumpah-seranah berhamburan~
Aku harap sinar gemilang akan muncul menerangi. Biar ia jadi neon menghiasi transisi Kamarul Abadi.
No comments:
Post a Comment